KonoSuba Side Story Volume 3 – Kegiatan seperti seorang dewi sesekali

“Nee, aku selalu ingin menanyakan ini kepadamu Kazuma. Kau mengerti bahwa aku ini sebenarnya seorang dewi, kan?”

Aqua tiba-tiba menanyakan itu.

Meskipun bagaimana kelihatannya, dia memanglah seorang dewi.

Sungguh disayangkan. Tentu saja aku mengerti. Itu karena aku mengerti ini…

“Kau dimanfaatkan, ya kan?”

“Kau tidak mengerti sedikitpun! Kau tidak mengerti sama sekali!”

Aqua dengan marah berteriak selagi dia berperan seperti kantung teh di fasilitas pemurnian air.

“Nee, bukankah aku telah diperlakukan buruk akhir-akhir ini? ‘Fasilitas pemurnian airnya rusak, jadi sampai itu diperbaiki, kebutuhan air perlu dimurnikan melalui cara lain.’ Aku bisa mengerti itu, tapi kenapa aku berendam di air selama musim dingin ini?!”

“Kau yang mengambil pekerjaan ini mengatakan bahwa kau ingin sesekali melakukan sesuatu seperti seorang dewi, ya kan?”

Aku segera merespon komplain Aqua.

“Aku memang mengatakan itu. Aku memang mengatakan bahwa aku ingin melakukannya. Aku menggunakan kekuatan sebagai dewi sekarang, tapi ini sangatlah berbeda dari apa yang aku bayangkan!”

Aqua meneriakkan itu selagi dia memercikkan permukaan air.

Aqua yang memiliki banyak waktu senggang mengatakan, untuk mendapatkan lebih banyak pengikut untuk kultusnya, dia ingin melakukan keajaiban sesekali, seperti seorang dewi seharusnya.

“Bukankah ini terhitung sebagai keajaiban? Maksudku, itu akan benar-benar membuat masalah kepada penduduk kota jika mereka tidak bisa menggunakan air sampai fasilitas pengolahan itu diperbaiki. Apa masalahnya dengan menggunakan sifat khusus yang jarang kau gunakan untuk melakukan hal yang baik?”

“Ya aku mengerti! Tapi aku ingin membuat keajaiban yang lebih keren! Membuat keajaiban di tempat dengan tanpa penonton tidak akan membuatku mendapatkan pengikut baru apapun!”

Betapa egoisnya…

“Kau menyelesaikan tugas untuk menyediakan air di ladang ini pagi ini, kan? Karena selama ini tidak turun hujan. Bukankah menyelesaikan kekurangan air itu sudah seperti seorang dewi? Sejujurnya, aku pikir itu karena kau sangat matre jadi tidak ada orang yang ingin memujamu. Juga, untuk penonton, pengawas fasilitas ini melihatmu, kan? Bukankah itu sudah cukup?”

“Tidak peduli bagaimana kau melihatnya, hanya pengawas fasilitas yang menyaksikan keajaiban seorang dewi itu tidaklah cukup sama sekali! Terlebih, meskipun aku menyelesaikan krisis kekurangan air, semua yang aku lakukan hanyalah duduk di bak air!”

Saat kami menghabiskan waktu untuk berdebat, pemurnian air itu hampir selesai.

Aku pikir dewi yang menyebalkan ini masihlah seorang dewi. Dia bisa melakukan pekerjaannya dengan benar selama itu berhubungan dengan air.

“Saat kita selesai di sini, ayo pikirkan melakukan sesuatu yang mencolok. Aku akan sedikit membantumu dengan kegiatan yang tidak diizinkanmu, jadi tetaplah begitu sedikit lebih lama, ya?”

“Yah, baiklah jika kau mengatakan itu. Ayo kita akhir ini. Juga, jika kau ingin membantu kegiatanku, Kazuma, kalau begitu aku mempunyai ide yang bagus.”

Mengatakan itu, Aqua mengumpulkan air di dalam kepalan tangannya dan mengangkat lengannya ke arahku, lalu mencipratkan air itu kepadaku.

“Oi, hentikan, airnya dingin! Juga, kau ingin aku melakukan apa?”

“Aku ingin kau mati dengan menyedihkan di jalan dengan banyak orang yang lewat. Selagi mayatmu dimakan oleh binatang liar atau sebagainya, aku akan segera menghampirimu dan menghidupkanmu kembali di tempat itu! Saat kau bangkit, aku ingin kau mati lagi tanpa pemberitahuan. Normalnya, orang hanya bisa dihidupkan kembali sekali dengan menggunakan sihir ressurection. Jika aku menghidupkan kembali orang yang sama berkali-kali, aku pikir orang-orang yang melihat mungkin akan menyadarinya!”

“Kau ingin aku mati agar kau bisa diperlakukan seperti seorang dewi?! Tidak mungkin kau seorang dewi!”

Selagi kami berbicara, pemurnian itu akhirnya selesai.

Aqua, yang meneteskan air karena berendam, beranjak keluar dan menggoyangkan tubuhnya seperti seekor anjing untuk mengeringkan dirinya sendiri.

“Ah, ini sangat dingin! Nih, kau bisa memakai handuk ini, jadi bisakah kau mengeringkan dirimu dengan cara normal?”

Aku memberikan handuk yang tebal kepada Aqua, yang tidak terduga menyelesaikan pekerjaannya tanpa menyebabkan masalah apapun.

Pak tua pengawas fasilitas ini melihat interaksi kami dengan senang dan memanggil kami—

“Terima kasih banyak. Kalian berdua benar-benar sangat membantu. Air sebanyak ini seharusnya cukup sampai perbaikan fasilitas itu selesai. Bagaimanapun, aku harus mengatakan bahwa itu mengagumkan untukmu bisa memurnikan air sebanyak ini dengan waktu sesingkat itu.”

“Yah, aku tidak membantahnya, tapi jangan membiarkan dirimu berpuas diri dengan pengelolaan fasilitas ini hanya karena hal ini!”

Aqua mulai terbawa suasana setelah mendengar pujian dari pak tua itu.

“Aku sangat malu karena membiarkan ini terjadi. Fasilitasnya masih berfungsi pagi ini. Bagaimanapun, menyadari akhir-akhir ini tidak turun hujan, kami membuka pintu airnya untuk melakukan pembersihan rutin, tapi tiba-tiba sungai yang terhubung dengan fasilitas ini mulai meluap. Kami menutup pintu airnya dengan panik, tapi ini menyebabkan bagian dari fasilitas ini menjadi tidak berfungsi.”

Mendengar penjelasan menyesal pak tua itu, Aqua segera memalingkan tatapannya dengan sangat terkejut.

“Oi, kau mengetahui sesuatu tentang ini, kan? Atau sebenarnya, kau ada hubungannya dengan air yang meluap itu, kan?”

“Enggak kok.”

Aku menunjukkan tanganku ke arah Aqua, yang dengan putus asa memalingkan tatapannya dariku.

“Jika kau tidak memberitahuku yang sebenarnya, aku akan merapalkan freeze selagi kau basah karena air.”

“Jadi, apa kau ingat bagaimana aku diminta untuk menyediakan air untuk ladang pagi ini? Aku menjadi terlalu senang setelah para petani memujaku, jadi aku terbawa suasana dan memanggil sejumlah besar air. Aku sangat minta maaf.”

Aqua berminta maaf dan dengan tepat menundukkan kepalanya.

Aku hanya bisa menghela nafas dengan dalam.

“Oi, jangan minta maaf kepadaku, minta maaflah kepada pria itu.”

“Aku sangat minta maaf! Aku terbawa suasana, mohon maafkan aku!”

“Umm… Tidak, tidak apa-apa. Kami juga salah untuk tidak berwaspada hanya karena tidak turun hujan dalam beberapa hari ini.”

Pak tua berhati baik itu meminta maaf sekali lagi.

Selagi aku membawa Aqua bersama—

“Ya ampun, apa kau punya semacam penyakit yang membuatmu mustahil untuk melakukan kerja dengan bagus tanpa menghancurkannya di suatu tempat? Ayo, kita akan ke sisi sungai. Jika kita membiarkan airnya meluap, itu mungkin akan memberikan dampak yang lebih besar.”

“Uuu…. Meskipun aku hanya ingin dipuja dengan ‘Seorang dewi yang menakjubkan’ sesekali…! Meskipun semua yang aku inginkan untuk bisa dikenal dengan baik di muka umum…!”

Selagi aku menarik Aqua yang menangis bersama, suara muncul dari belakang kami—

“Kami selalu berterima kasih atas kesediaanmu untuk mengambil pekerjaan ini dan membantu masalah tentang air kami.”

Aku tidak bisa mendengarnya dengan baik dari kejauhan, tapi aku merasa bahwa apa yang aku dengar adalah dari suara ramah pak tua yang mengekspresikan rasa terima kasihnya yang tulus.

PreviousToCNext