KonoSuba Volume 1 - Chapter 4

Part 1


Aku berlari ke gerbang utama.

Aku yang ber-armor ringan memimpin jalan, Aqua dan Megumin tak lama sampai. Hanya armor berat Darkness yang masih di jalan.

“Oh, seperti yang kuduga. Orang ini kesini lagi.”

Saat kami sampai di gerbang utama, ada banyak yang sudah berkumpul.

Dan orang itu di depan gerbang utama yang para petualang pemula menjaga jarak darinya.

Itu benar, itu adalah pemimpin pasukan raja iblis, Dullahan.

Aku sedikit penasaran saat aku melihat wajah bermasalah para petualang yang mendahuluiku, tapi aku mengerti kenapa saat aku melihat sesuatu di samping Dullahan.

Tidak seperti sebelumnya, dia membawa sekelompok monster bersamanya.

Itu adalah sekelompok kesatria yang memakai armor compang-camping.

Retakkan di armor dan helmet setengah terlihat. Jika kau melihatnya secara dekat, mereka mungkin tidak memiliki makanan yang layak untuk waktu yang lama. Kau bahkan mungkin melihat sekilas tubuh busuk mereka yang akan meninggalkan trauma psikologi.

Dengan pandangan sekilas, itu adalah kesatria undead dengan armor.

Setelah melihat aku dan Megumin, dia membentak.

“Kenapa kau tidak datang ke kastil, kalian tidak berprikemanusiaan–!”

Aku berjalan ke depan Megumin untuk melindunginya dan menjawab Dullahan.

“Yah… kau bertanya kenapa kami tidak datang ke kastil, tapi kenapa kami harus ke sana? Dan apa maksudmu dengan ‘tidak berprikemanusiaan’? kami sudah berhenti menggunakan sihir ledakan, jadi kenapa kau marah?”

Dullahan sangat marah saat dia mendengarkanku dan diambang melemparkan sesuatu di tangan kirinya ke tanah… tapi itu mengingatkan bahwa itu adalah kepalanya dan bergerak ke arah perutnya:

“Berhenti menggunakan ledakan? Kau bilang berhenti? Berhenti berbohong padaku! Gadis ras penyihir merah itu dengan otaknya yang aneh tidak pernah berhenti datang!”

“Huh?”

 Setelah mendengarkannya, aku melihat ke arah Megumin di sampingku.

Megumin langsung memalingkan matanya.

“… Kau melakukannya kan. Sudah kubilang untuk tidak melakukannya, tapi kau tetap pergi selama ini.”

“Sakit sakit sakit, itu menyakitkan! Tidak, dengarkan aku Kazuma! Aku merasa puas dengan merapal sihir ledakan ke dataran kosong tidak begitu lama… Tapi setelah aku tahu daya tarik menyerang kastil dengan sihir, tubuhku berubah dan aku hanya bisa menerima sesuatu yang besar dan keras…!”

“Jangan menggeliat dan mengatakan sesuatu seperti itu! Dan kau tidak bisa bergerak setelah menggunakan sihirmu! Itu berarti kau punya pembantu! Siapa yang di dunia ini…”
Aku mencubit pipi Megumin dan berkata, dan itu adalah Aqua memalingkan tatapannya kali ini.



“Itu kau kan—!”

“Wahahah–! Karena karena, Dullahan itu penyebab aku tidak bisa bekerja seperti biasanya, aku ingin melepaskan rasa frustasiku! Aku dimarahi oleh pemilik toko setiap hari karena dia!”

Kau dimarahi karena kau tidak bekerja secara serius.

Selagi aku memegang kerah Aqua yang ingin kabur, Dullahan melanjutkan:

“Aku tidak marah karena sihir ledakan! Bukankah kalian memiliki keinginan menyelamatkan teman kalian? Aku mungkin seperti ini sekarang, tapi sebelum aku dieksekusi karena alasan yang tidak adil dan berubah menjadi monster, aku adalah kesatria terhormat. Di mataku, Crusader itu yang menerima kutukan saat melindungi anggotanya adalah contoh kesatria terbaik, tapi kau membuangnya…!”

Saat Dullahan menyelesaikan bagian ini.

Darkness datang terlambat dengan armornya yang berdenting membuat jalan ke sampingku.

Dullahan mengunci pandangannya kepada Darkness yang memerah malu karena pujian itu.

“… Ha-hai…”

Darkness terlihat sedikit bersalah, dengan malu-malu mengangkat tangannya kepada Dullahan mengucapkan salam…

“……… A-apa yang terjadi ini—-?”

Melihat tindakkannya, Dullahan berteriak kaget.

Ekspresinya tertutup oleh helmet-nya, tapi dia mungkin membuat ekspresi wajah ‘What The Fuck?’.

“Kenapa? Itu sudah seminggu sejak Darkness terkena kutukan tapi dia masih hidup, itu mengejutkan bukan? Dullahan pasti pikir kami akan datang ke kastil untuk menghilangkan kutukannya dan menunggu kami dengan sia-sia huh? Dia tidak tahu aku menghilangkan kutukannya segera setelah dia pergi kan? Pu he he! Ini terlalu lucu! Sangat~ lucu!”

Aqua menunjuk ke arah Dullahan dan tidak berhenti tertawa.

Ekspresi Dullahan tetap tidak terlihat, tapi dari bahunya yang gemetaran, dia pasti sangat marah.

Tapi karena Aqua menghilangkan kutukannya dan kami tahu itu pasti perangkap, kami tidak memiliki alasan untuk datang ke kastil berbahaya.

“… Hey, kau yang disana. Jika aku serius, aku bisa membunuh semua petualang di kota ini dan membantai semua penduduk kota. Jangan kau pikir aku akan tetap membiarkanmu pergi! Aku undead dan tidak mengenal lelah. Kau sekumpulan pemula tidak akan bisa melukaiku!”

Celaan Aqua mendorong batas kesabaran Dullahan dan itu memiliki hawa yang berbahaya.

Tapi sebelum Dullahan bisa melakukan hal lain, Aqua mengangkat tangan kananya dan berteriak:

“Aku yang tidak memiliki alasan untuk membiarkanmu pergi! Aku tidak akan membiarkanmu kabur kali ini. Bertindak terlalu mencolok untuk undead, betapa arogannya! Menghilanglah, ‘Turn undead’!”

Cahaya putih terang bersinar dari tangan Aqua yang diulurkannya.

Meskipun dia melihat Aqua merapal mantra, Dullahan tidak takut dan tidak berencana untuk menghindar.

Seperti yang diduga pemimpin dari pasukan raja iblis, terlihat dia sangat percaya diri.

Cahaya lembut yang keluar dari Aqua mendekat ke arah Dullahan…!

“Kau pikir pemimpin pasukan raja iblis tidak bersiap melawan pendeta? Sayang sekali. Termasuk aku, semua kesatria undead di sini telah menerima perlindungan dari raja iblis. Kami memiliki pertahanan kuat terhadap sihir suci ahhhhhhhhh–!”

Setelah terkena serangan dari sihir, bagian yang terkena serangan mengeluarkan asap hitam.

Dullahan yang merasa sangat pecaya diri tertupi oleh asap. Dia bergemataran seluruhnya dan bahkan tidak bisa berdiri dengan benar, tapi dia tetap memasang penglihatan kuat.

Aqua berteriak setelah melihat ini:

“Nah, nah, Kazuma! Ini aneh, itu tidak berpengaruh padanya!”

Tidak, itu terlihat cukup berpengaruh untukku, dia berteriak ‘ahh—‘ sangat kencang…

Dullahan yang goyah melangkah dan berkata:

“Hmmp, hmmhmm… tunggu aku sampai selesai. Aku Beldia, salah satu pemimpin pasukan raja iblis, Dullahan Beldia! Dengan armor yang sudah diperkuat oleh raja iblis dan dengan kekuatanku sendiri, ‘Turn undead’ dari pendeta biasa tidak akan berpengaruh padaku!… itu tidak berpengaruh sama sekali…”

Selagi berbicara, Dullahan menggeser kepalanya ditangannya jadi itu miring di satu sisi.

Dia mungkin mencoba memiringkan kepalanya.

“… Sudahlah. Karena peramal kami mengamuk tentang cahaya kuat turun di dekat kota ini, jadi aku datang kesini untuk menginvestigasi… awalnya, aku pikir itu terlalu banyak percekcokan dan mempertimbangkan untuk menghancurkan seluruh kota…”

Beldia yang mulai mendapatkan alasan tidak jelas sebagai Gouda memegang kepalanya ditangan kiri dan mengangkat tangan kosongnya kesini.

( Note: Gouda itu nama asli si Gian dari  Doraemon, ini bully dari Doraemon )

“Hmmp, kau tidak cukup bernilai untukku melakukan masalah pribadi… majulah, saudaraku! Biar mereka tahu seperti apa rasa dari neraka!”

“Ah! Orang itu pasti takut karena sihir Aqua tidak terduga sangat efektif! Dia berencana untuk menggunakan anak buahnya untuk melawan kami selagi dia melarikan diri ke suatu tempat yang aman!”

“Tidak tidak tidak seperti itu! Inilah rencanaku dari awal! Pemimpin pasukan raja iblis tidak selemah itu seperti melarikan diri sendiri! Kau tidak akan melawan pemimpin saat awal, tentu saja kau harus membunuh bawahan dulu, itulah tradisinya sejak jaman dahulu…”

“Sacred Turn Undead–!”

“Hyaaahhhh–!”

Beldia hanya berbicara setengah saat dia teriak karena sihir Aqua.

Lingkaran sihir putih muncul di bawah kaki Beldia dan itu membawa cahaya lurus dari langit di sana.

Armor Beldia tertutupi asap hitam, dan dia berguling di tanah seolah-olah itu untuk memadamkan api padanya.

Aqua berkata dengan panik:

“A-apa yang harus kita lakukan Kazuma! Ini aneh! Sihirku tidak efektif padanya!”

Melihat cara dia berteriak, aku pikir itu cukup efektif.

Tidak, ‘Turn undead’ harusnya bisa untuk menghancurkan undead dalam sekali serang.

Tapi…

“Sialan, sialan kau…! biarkanlah orang bicara sampai selesai! Cukup! Hey, saudara-saudaraku…!”

Meskipun asap keluar dan menutupi seluruh badannya, Beldia perlahan berdiri dan mengangkat tangan kanannya…

“Semua orang di kota ini… bunuh mereka semua!”

Dia menurunkan tangannya turun sebagai isyarat!

Part 2


Kesatria undead.

Monster satu tingkat lebih tinggi dari zombie.

Meskipun armor mereka compang-camping, tapi dengan perlengkapan pertahanan mereka, itu adalah ancaman kepada para petualang pemula.

“Wahhh–! Pendeta! Bawa pendeta kesini–!”

“Seseorang pergi ke gereja Eris untuk air suci, bawa sebanyak yang kau bisa–!”

Selagi para petualang berteriak tegang, ksatria undead menyerbu kota.

Para petualang mencoba mencegah mereka.

Tapi seolah-olah mengejek upaya mereka, Beldia tertawa kencang…!

“Hmmp hahaha, datanglah, biarkan aku mendengar teriakan kalian… penuh… dengan keputusasaan…?”

… Saat dia sedang tertawa.

“Wah, wahhh–! Kenapa hanya aku? A-aku dewi! Seorang dewi selalu melakukan perbuatan baik!”

“Ahh! Sangat, sangat licik! Aku juga selalu melakukan perbuatan baik, kenapa kesatria undead berlari mengejar Aqua…!”

Aqua mengatakan sesuatu yang tidak seperti dewi katakan, selagi Darkness berkata sesuatu yang susah untuk dikomentari dengan wajah irinya.

Entah mengapa, kesatria undead tidak meletakan tangannya ke penduduk kota dan mengerjar Aqua dengan sangat antusias.

“Kalian, apa yang kalian lakukan! Jangan hanya mengejar pendeta itu, lumuri kota ini dengan darah dari penduduk kota dan para petualang…!”

Beldia berteriak panik saat dia melihat situasinya.

Aku heran jika undead tingkat rendah yang tak punya pikiran itu mencari keselamatan, dan berkumpul di sisi dewi Aqua karena insting mereka.

Meskipun aku tidak tahu kenapa undead itu mengejar Aqua, tapi ini kesempatan bagus!

“Hey Megumin, bisakah kau merapal sihir ledakan ke kumpulan kesatria undead itu?”

“Eh! Ini di dalam kota dan mereka terlalu berpencar, aku mungkin tidak mengenai beberapa dari mereka…!”

Saat ini,

“Wahhh, Kazuma-san–! Kazuma-san–!”

Aqua membawa sekumpulan banyak kesatria undead dengannya dan menuju ke arahku.

Hey…!

“Kau bodoh! Hey, jangan datang kesini! Arahkan mereka ke tempat lain dan aku akan meneraktirmu makan malam!”

“Aku yang akan menarktirmu makan malam, tolonglah aku untuk menyingkirkan para undead ini! Mereka aneh! Aku tidak bisa memurnikan mereka dengan ‘Turn undead’!”

Sialan, inikah perlindungan dari raja iblis yang Beldia katakan.

Tidak, tunggu, tunggu dulu…?

“Megumin, tunggu di luar kota dan persiapkan sihirmu–!”

“Huh? Ba-baik!”

Setelah berteriak ke Megumin, aku membawa Aqua yang berlari ke arahku dan menyuruhnya keluar kota.

Aku sengaja melewati para petualang yang berjuang melawan ksatria undead, membawa sebanyak mungkin untuk mengikuti Aqua…

Setelah itu…!

“Kazuma-san! Bagaimana kelihatannya di belakangku! Aku pikir semua kesatria undead sudah mengikuti kita–!”

Aku berbalik dan kesatria undead yang mengejar Aqua menjadi semakin banyak.

Aku dan Aqua meninggalkan kota dan kesatria undead mengikuti kami. Saat ini,

“Megumin, lakukan sekarang–!”

Dibawah perintahku, Megumin melepaskan penutup matanya, mengangkat tongkatnya dan matanya bersinar.

“Situasi menakjubkan apa ini! Aku bersyukur, terima kasih Kazuma!… namaku Megumin! Penyihir elite dari ras penyihir merah, pengguna sihir ledakan! Pemimpin dari pasukan raja iblis Beldia! Lihatlah dengan dekat kekuatanku! ‘Explosion’–!”

Megumin merapal sihir ledakannya dia hebat dan menyalakannya di tengah-tengah pasukan undead!



Part 3


Kawah terbentuk dari sihir ledakan tepat di depan gerbang utama, menghepaskan semua kesatria undead.

Selagi semua orang terdiam karena kekuatan dari sihir itu.

“Hmm hmm hmm… semua orang tidak bisa berkata apa-apa menyaksikan kekuatan dari ledakanku… Fu ahh… termasuk mengatakan pidato ini, semuanya… terasa sangat enak…”

Megumin terdengar berkata dengan bangganya.

“… Butuh aku untuk menggendongmu kembali?”

“Ah, terima kasih. Dan aku tidak bisa bergerak kerena terlalu senang dengan sihirku, bisakah kau membantuku memasang penutup mataku?”

Sedikit jauh dariku.

Megumin yang menghabiskan mana-nya terjatuh tengkurep ada di sana.

Aku mengangkat Megumin, memasang penutup matanya dan membawanya dipunggungku.

“Mulutku… penuh dengan pasir…”

Aqua yang dekat dengan kesatria undead mengeluarkan sesuatu yang masuk ke mulutnya saat dia jalan menujuku.

Terlihat sihir ledakan itu mebuatnya berlari dan terjatuh.

Debu dari sihir ledakan belum menghilang saat semua petualang di kota bersorak.

“Woahhh! Itu menakjubkan, gadis berotak aneh!”

“Gadis penyihir merah berotak aneh mengalahkan mereka semua!”

“Disamping nama dan otakmu yang aneh, penampilanmu hebat saat ini, aku kagum!”

Megumin menggeliat dipunggungku saat dia mendengar sorakan dari kota.

“Maaf, aku ingin merapal sihir ledakan ke mereka, tolong bawa aku ke sana.”

“Kau sudah menggunakan semua mana-mu. Kau hebat hari ini, percaya dirilah dan beristirahatlah… terima kasih atas kerja kerasmu.”

Setelah mendengarku mengatakan itu, Megumin memelukku dengan hati yang tenang.

Dan tentu saja, aku merasa sesuatu yang empuk di punggungku…

Sesuatu… empuk…?

… Dia menekan dadanya ke punggungku, tapi aku tidak merasakan sensasi seperti itu…

… Yah, seperti yang diduga dari loli.

“Ras penyihir merah mempunyai kecerdasan yang tinggi.”

Megumin tiba-tiba berkata.

“… Mau aku tebak Kazuma sedang memikirkan apa?”

“… Aku berpikir payudara Megumin lebih besar dari kelihatannya.”

Itu jelas aku tidak bermaksud, yang membuat Megumin mencoba mencekikku.

Di jalan masuk kota, Beldia menatap ke arah kami.

Lebih tepatnya, dia menatap ke arah Megumin yang sedang kugendong di punggungku.

Akhirnya, bahu Beldia mulai bergetar.

Apakah dia marah semua anak buah undead-nya dimusnahkan?

… Tidak.

“Fu hahaha! Menarik! Itu menarik! Untuk memikirkan semua anak buahku bisa dimusnahkan di kota pemula seperti ini! Baiklah aku akan menjaga janjiku!”

… Hey, tahan.

Hey, tunggu!

“Aku akan menghadapi kalian semua sendiri!”

Beldia yang berdiri di jalan masuk kota mengangkat pedang hebatnya dan menyerang kami semua!

Part 4


Jauh sebelum Beldia mencapai kami.

Banyak petualang ber-armor mengepung Beldia dari kejauhan untuk melindungi kami, dan mendekatinya perlahan.

Saat Beldia melihat situasi ini, dia memegang kepalanya di tanganya dan pedang di tangan lainnya, dan mengangkat bahunya dengan senang…

“… Oh–? Target yang aku prioritaskan harus mereka berdua disana… tapi… hmmp, jika kalian bisa membunuhku dengan keburuntungan, kalian akan mendapatkan hadiah dalam jumlah besar… datanglah, para petualang pemula yang memimpikan menjadi kaya secara cepat. Semua dari kalian datanglah kepadaku bersamaan!”

Saat mereka mendengar tentang menjadi kaya secara cepat, para petualang yang dekat mulai berdiskusi kepada mereka sendiri.

Dan pria yang terlihat seperti warior…

“Hey, tidak masalah seberapa kuat dia, dia tidak mempunyai mata di belakangnya! Kepung dan serang!”

Petualang di samping Beldia berteriak.

Dia telah mengibarkan bendera kematian.

“Hey, lawan kita pemimpin pasukan raja iblis, bagaimana bisa taktik sederhana bisa menjatuhkannya!”

Aku memperingatkan warior pria yang mengatakan rencana kematian.

Dan mendukung mereka, aku mengeluarkan pedangku…

… Tidak, pikirkan ini secara hati-hati. Bahkan jika level paling rendah sepertiku memotongnya, hasilnya akan jelas.

Lebih penting, aku harus membawa Megumin di punggungku ke tempat yang aman…

… Membawanya ke tempat aman dan lalu apa?

Mana Megumin sudah habis.

Sihir Aqua tidak memberi serangan yang fatal.

… Bagaimana kalau memberitahu semua orang untuk melarikan diri?

Selagi aku memikirkan tentang ini, kesatria pria yang mengepung Beldia bersiap untuk menyerang…!

“Berilah beberapa waktu! Setelah mendengar pengumuman darurat, jagoan di kota ini pasti akan bergegas ke sini! Jika orang itu di sini, pemimpin pasukan raja iblis akan diselesaikan! Hey kawan, ayo bersama! Sasarannya titik buta dia! Semuanya bersamaan!”

Menghadapi pria yang berteriak selagi menyerangnya, Beldia melempar tinggi kepalanya ke udara dengan statu tangan.

… Jagoan kota ini?

Aku tidak tahu itu mengacu ke siapa, tapi di sana ada petualang terkenal dan mampu di kota ini?

Saat aku memikirkan tentang itu, kepala Beldia di langit tinggi dan melihat ke bawah. Aku merasa dingin saat melihat kejadian itu.

Tidak hanya aku, para petualang di sekitar ku juga sadar.

“Berhenti! Jangan lakukan…”

Aku berteriak, untuk menahan para petualang yang bahkan namanya tidak kuketahui…

Tapi Beldia terlihat mempunyai mata di belakangnya, menghindari semua serangan dari para petualang.

“Huh?”

Itu suara dari para petualang yang mencoba menebasnya.

Aku tidak yakin petualang yang mana.

Beldia menghindari semua serangan dengan mudahnya, dia memegang pedangnya dengan kedua tangannya…

Dalam kedipan mata, Beldia menebas semua petualang yang menyerangnya.

Orang yang beberapa lalu hidup sekarang sudah mati.

Hal yang tidak logis ini membuatku sadar kenyataan di dunia ini.

Itu suara dari pria yang jatuh lemas ke tanah.

Beldia mendengarkan suara itu dengan puas dan mengangkat tangannya ke udara.

Kepalanya mendarat aman ke tangannya.

Beldia tidak banyak memikirkan tentang serangkaian tindakannya dan berkata dengan santai:

“Siapa selanjutnya?”

Semua petualang yang ada disini terintimidasi dengan kata-katanya.

Satu gadis berkata dengan nada tinggi.

“Sampah, sampah sepertimu…! sampah sepertimu akan diselesaikan dengan sekali tebas oleh Mitsurugi!”

… Huh?

Aku terus berpikir.

Mitsurugi yang dia katakan adalah orang yang pedangnya kuambil dan kujual…

“Itu benar, tahan sedikit lama lagi! Saat orang dengan pedang sihir datang, dia pasti bisa menghadapi pemimpin pasukan raja iblis…”

“Kau Beldia kan? Biarkan aku memberitahumu, di kota ini ada orang kuat dan ber-level tinggi!”

… Sial, oh sial.

Aku melihat ke arah Aqua dengan wajah pucat, tapi Aqua sudah menghilang dari tempat itu.

Selain Mitsurugi, Aqua satu-satunya dengan kekuatan untuk menjadi jagoan. Dia bahkan tidak melihat ke arah Beldia, berlari ke sisi petualang yang telah terbunuh, melakukan sesuatu saat dia berada di dekat mayat mereka.

Mungkin kewajibannya sebagai dewi untuk mengirim yang mati ke jalannya.

Setelah melihat petualang dengan armor kuat mati dengan satu serangan, tidak ada yang ingin berdiri di depan Beldia dan melawannya…

“… Oh? Jadi kau lawanku selanjutnya?”

Beldia memegang kepalanya di tangan kirinya dan pedang di tangan kanannya.

Dia melihat ke arah Darkness yang berdiri di depannya, melindungiku dan Megumin. Dia berpikir itu menarik dan menggerakan kepalanya di tanganya mendekat ke Darkness.

Darkness mengambil sikap memegang pedang dengan kedua tangannya, melindungi kami berdua di belakangnya. Dia tidak terlihat mesum lagi, tapi Crusader yang dapat diandalkan.

Setelah menyaksikan kekuatan Aqua dan Megumin, Beldia mungkin berpikir Darkness juga kuat dijalannya sebagai crusader.

Menjaga sikap badannya terhadap Darkness, menjaga kewaspadaannya tanpa bergerak.

Armor kuat dan putih berkilau di bawah sinar matahari milik darkness terlihat kontras dengan armor hitam Beldia.

Para petualang yang menyerang memakai armor juga.

Tapi pemimpin pasukan raja iblis tetap dapat menumbangkan mereka meskipun mereka memakai armor.

Darkness yang selalu membanggakan diri dia lebih kuat dibanding yang lain. Aku tidak tahu jika dia bisa menahan serangan Beldia.

Selagi aku bingung jika aku harus memberhentikan Darkness, dia mungkin menyadari kekhawatiranku dan memberitahu dengan percaya diri:

“Jangan khawatir Kazuma. Dalam hal kekuatan menerima serangan, aku tidak akan kalah dari yang lain. Dan aku bisa menggunakan skill pada armor dan senjataku juga. Pedang Beldia mungkin sangat kuat, tapi apa kau benar berpikir itu bisa memotong armor besi seperti kertas? Dari bagaimana para petualang terbunuh, Beldia mungkin mempunyai skill serangan kuat. Aku ingin mencari tahu bagaimana pertahananku melawannya!”

Darkness agresif hari ini.

Tapi bahkan jika kau sukses menahannya, seranganmu tidak akan mengenainya kan?

“Jangan lakukan. Beldia tidak hanya bisa menyerang dengan kuat, dia juga hebat dalam menghindar kan? Semua para petualang yang menyerangnya bersamaan tidak bisa mengenainya, tidak ada cara yang bisa dilakukan dengan kecerobohanmu.”

Bahkan setelah mendengar perkataanku, Darkness tetap di tempatnya untuk melawan Beldia.

“… Sebagai Crusader… Sebagai seseorang dengan job pelindung, tidak ada sesuatu yang dapat membuatku mundur. Biarkan aku melindungi kalian berdua.”

Meskipun aku tidak tahu kenapa, tapi Darkness terlihat memiliki alasan kenapa dia tidak mau mundur.

Aku terdiam untuk sesaat. Darkness menyiapkan posisi tubuhnya dan menyerang Beldia!

“Oh! Kau mengambil inisiatif! Sebagai Dullahan, melawan satu lawan satu dengan Crusader tidak dapat dihindari. Baiklah, datanglah padaku!”

Beldia bersiap untuk menghadapi serangan.

Melihat Darkness memegang pedangnya dengan dua tangan, Beldia tidak ingin menahannya dan menurunkan sikapnya, bersiap untuk menghindar.

Dengan Beldia di depannya, Darkness menggunakan semua kekuatannya dan mengayunkan pedangnya…!

… Dan karena dia salah memperkirakan jaraknya, serangannya mendarat beberapa centimeter di depan kaki Beldia.

“… Huh?”

Beldia meratapi seperti balon yang kempes.

Dia melihat ke arah Darkness dengan tatapan kosong, dan para petualang mengikutinya.

… Cukup. Untuk tidak mengenai lawan yang bahkan tidak bergerak, betapa memalukan!

Dan itu anggotaku!

Aku mendengar bahwa pemula yang mengayunkan pedangnya secara serampangan bisa memotong kakinya sendiri. Tapi tidak peduli apa, ini juga…

Darkness terlihat memikirkan serangannya yang meleset itu normal dan mengambil langkah maju dan memotong secara horizontal.

Dia mungkin malu karena serangannya meleset parah setelah berdiri di depan dengan keren, jadi wajahnya sedikit memerah.

Terlihat serangannya seperti pasti mengenai targetnya, tapi Beldia menurunkan sikapnya dan menghindar dengan gesit.

“Sepertinya aku terlalu berharap banyak. Cukup… baiklah kalau begitu…”

Tampaknya Beldia berpikir lawannya terlalu membosankan dan mengangkat pedangnya lalu menebas secara diagonal ke bawah mengenai Darkness.

“Baiklah, selanjutnya… adalah… huh?”

Beldia percaya diri untuk membunuhnya dengan sekali serang.

Tapi pedangnya hanya meninggalkan goresan lebar pada armor Darkness, membuat suara melengking.

Darkness sementara menarik diri dari Beldia.

“Ahhh! Aku baru saja mengambil armor-ku di toko!”

Darkness melihat ke goresan pada armor-nya dengan sedih dan menatap Beldia.

Meskipun musuh meninggalkan goresan yang dalam pada armor Darkness, tubuh dia tidak terluka.

Yang berarti…

“Kau, ada apa denganmu…? kenapa kau tidak terluka setelah terkena seranganku…? apa armor itu dibuat oleh pengrajin terkenal? Tidak… meskipun begitu itu tidak mungkin… Arch priest itu dan Arch wizard yang menyukai ledakan itu, siapa sebenarnya kalian…”

Menggunakan kesempatan saat Beldia sedang bergumam tentang sesuatu, aku bergabung dengan para petualang lain.

Setelah mempercayakan Megumin kepada petualang lain, aku berkata:

“Darkness! Kau dapat bertahan terhadap serangan orang itu! Serahkan penyerangan padaku, aku akan membantumu!”

Mendengarkan perkataanku, Darkness memfokuskan padangannya ke Beldia dan mengangguk.

“Aku serahkan itu padamu! Tapi buatlah kesempatan untukku menyerangnya sekali, okey?!”

Aku menjawab “Mengerti!” dengan keras, dan berteriak ke petualang lain:

“Penyihir–!”

Setelah mendengar teriakanku, penyihir ingat tugas mereka dan mulai merapal sihir. Petualang lain juga mengambil tindakan, melakukan sesuatu yang mereka bisa.

Ini pertarungan kita melawan pemimpin raja iblis.

Musuh berani berjalan masuk ke kota kami secara terang-terangan, kami tidak memiliki alasan untuk membiarkannya kembali dengan selamat.

Beldia menancapkan pedangnya ke tanah untuk membebaskan tangannya, menunjuk ke arah penyihir yang sedang merapal.

“Kalian semua akan mati dalam seminggu–! Akan mati di jalan–!”

Beldia mengutuk semua penyihir yang merapal sihir dengan pertanda kematian.

Penyihir yang dikutuk kegelisahan dan berhenti merapal sihir.

Penyihir lain yang berencana untuk gabung wajahnya tegang setelah melihat rekannya terkena serangan oleh pertanda kematian, mereka tidak berani merapal sihir.

Sialan Dullahan, menggunakan cara yang menjijikan.

“Baiklah, aku akan menyerang dengan serius sekarang!”

Selagi dia berteriak, Beldia melempar kepalanya tinggi ke langit.

… Dapatkan kita memanggil seorang pemanah untuk memanah kepala itu?

Selagi aku memikirkan itu, Beldia memegang pedang kuatnya dengan dua tangan dan menyerang Darkness!

Kepalanya yang dilangit melihat ke bawah seperti sebelumnya.

Jika Beldia melakukan ini, dia tidak memiliki titik buta dan dengan mudah melihat ke arah mana lawannya ingin menghindar.

“Ka-Kazuma! Darkness dia…!”

Aku mendengar Megumin berteriak di belakangku.

Hampir semua petualang di kota berkumpul di sini.

Orang yang aku lihat beberapa waktu lalu, orang itu yang mengatakan kepadaku titik lemah dari monster.

Seorang gadis yang menarik penuh busurnya tapi takut mengenai Darkness yang sedang berhadapan dengan Beldia, memberitahuku tentang minuman bernama Neroid.

Seorang pria tua memegang tombak panjang yang berusaha untuk mengepung Beldia dari belakang mengecamku sekali untuk tidak meminum bir.

Jika Darkness terjatuh dan Beldia menghendakinya, semua orang di sini akan terbunuh.

Darkness mungkin mengetahui ini, dan merubah memegang pedangnya dengan lebar pedang menghadap kedepan, menggunakannya sebagai perisai tanpa melangkah mundur.

Dia tampak mengatakan ‘kecuali kepala tanpa helmet, kau bebas menyerang ke manapun yang kau suka’.

“Oh, sangat berterus terang! Okay, bagaimana dengan ini?”

Beldia mengangkat pedang hebatnya ke atas dengan kedua tangannya. Pemimpin pasukan raja iblis yang melampaui batas manusia dan menebas Darkness beberapa kali.

Satu, dua, tiga, empat kali serangan…!

Tebasan yang mengenai Darkness melebihi dua digit dalam waktu singkat, setiap serangan armor-nya mengeluarkan suara melengking dan tergores.

Dalam menghadapi serangan seperti itu, tidak mengejutkan untuk petualang normal terpotong menjadi beberapa bagian. Tapi Darkness tetap tidak bergerak, menahan setiap serangan.

Beberapa helai rambut pirang Darkness terpotong setelah terkena pedang dan melayang di udara.

Beldia berhenti menyerangnya berturut-turut untuk beberapa saat dan menangkap kepalanya yang jatuh dengan satu tangan. Dia merubah memegang pedangnya dengan satu tangan dan kagum dengan ketahanan Darkness.

Melihat bagaimana Darkness menahan semua serangannya, para penyihir itu…

Orang yang wajahnya berubah pucat dan tidak bisa bergerak…

Menguatkan tekad mereka dan mulai mengobrol.

… Saat ini, sesuatu yang hangat menyemprot ke mukaku.

Aku mengelapnya dengan punggung tanganku dan mengetahui itu adalah…

“Hey, Darkness kau terluka! Cukup, kembalilah! Semua petualang akan berpencar dan datang dengan rencana baru!”

Melihat dekat, Darkness berdarah dari wajahnya dan armor-nya retak.

Aku berteriak kepada Darkness yang terluka, tapi dia menolak untuk kembali.

“Crusader tidak akan mundur saat melindungi seseorang di belakangnya! Aku tidak akan pernah berkompromi tentang itu! Juga!”

Berbicara sesuatu yang keren, wajah Darkness tersipu selagi dia bertahan dengan semua kekuatannya…!

“Juga! Dullahan ini sangat ahli! Dia sudah memotong armor-ku secara perlahan sedikit demi sedikit…! dia tidak langsung melucutiku sampai telanjang, tapi membiarkan bagian armor di belakang, membuatku semakin seksual dibanding telanjang. Dia ingin mempermalukanku di publik…!”

“Huh?”

Beldia berhenti sesaat saat dia mendengar perkataan Darkness dan mundur sedikit. Aku mengkonsentrasikan mana di tanganku selagi aku menegur si mesum yang menunjukkan sifat aslinya disaat krisis.

“Lihatlah waktu dan tempatnya kau mesum akut!”

Darkness gemetar sesaat ketika dia mendengarku memarahinya:

“Ugh…! Ka-Kazuma kau yang seharusnya melihat waktu dan tempat! Aku sudah dibatasku saat aku dilanda oleh Dullahan di publik, dan Kazuma mempermalukanku juga…! apa yang kau ingin lakukan padaku, bersekongkol dengan Dullahan!”

“Huh huh?”

“Tidak ingin, aku tidak ingin melakukan apapun padamu kau mesum! ‘Create water’!”

Aku mengeluarkan sihir air yang memiliki efek untuk menjadi bantahan kepada Darkness.

Saat aku berteriak, air muncul di atas Darkness dan Beldia.

Sejumlah besar air menyiram mereka seperti ember yang dibalik.

Darkness yang basah seluruhnya saat Beldia melompat ke belakang dengan panik, menghindari hujan deras air.

…?

Kenapa Beldia sangat panik…?

… Darkness yang basah wajahnya berubah merah dan berbicara lembut:

“… Untuk menggunakan skill ini secara tiba-tiba… k-kau bagus, Kazuma. Aku tidak terlalu tidak suka ini. Meskipun aku baik-baik saja dengan ini, kau harus melihat waktu dan tempatnya…”

“Bukan, ini bukan permainan seksual aneh! Ini yang aku ingin lakukan! ‘Freeze’!”

Aku melakukan sihir dasar yaitu membekukan air.

Sihir ini tidak memberikan efek jika digunakan sendiri, tapi…

“!? Oh, membekukan tanah di sekitarku kakiku untuk memberhentikan pergerakanku…! aku mengerti, kau pikir kekuatanku terletak pada hindaran? Tapi…!”

Beldia tampaknya memiliki sesuatu untuk dikatakan selagi dia melihat ke tanah yang membeku, tapi aku menggunakan skill yang aku sangat ingin gunakan sebelum dia selesai.

… Itu benar, itu skill yang kugunakan melawan Mitsurugi, senjata terkuatku sekarang!

“Memberhentikanmu dari menghindar sudah cukup! Aku akan mengambil senjatamu darimu, terima ini, ‘Steal’–!”

Skill yang memberikanmu kesempatan untuk mengambil barang dari lawan, ‘Steal’ telah aktif.

Skill dan sihir ada di dunia ini.

Menggunakan mereka tidak akan menguras stamina-mu, tapi kekuatan yang setiap orang miliki diketahui sebagai mana.

Itulah yang Aqua katakan.

Dimasa lalu, banyak orang bisa menggunakan sihir, mereka hanya lupa cara menggunakannya.

Semakin banyak mana yang kau konsentrasikan, akan menjadi semakin kuat skill atau sihir, dan itu akan meningkatkan kesempatan untuk berhasil.

Membuat titik lemah Beldia dan mencegah dia menghindar, aku menggunakan kemungkinan terbaik ini, skill utamaku ‘Steal’…!

“… Skill ini adalah ide bagus. Kau mungkin menjadi percaya diri, tapi aku pemimpin pasukan raja iblis, jadi ini perbedaan level-nya. Jika kekuatan kita sedikit dekat, itu mungkin berbahaya untukku.”

… Itu tidak efektif melawan pemimpin pasukan raja iblis.

Beldia mengeluarkan tangannya dan menunjuk ke arahku.

… Aku hanya bisa menyerah, seperti yang diduga pemimpin pasukan raja iblis ber-level tinggi. Aku tidak bisa mengalahkannya dengan ‘Steal’…

… Saat Beldia ingin mengutukku.

“Jangan menyakiti temanku!”

Darkness yang biasanya tenang dan menguasai diri menampilkan emosinya disaat momen langka. Dia berteriak selagi menjatuhkan pedang beratnya yang tidak bisa mengenai musuh, menyerang Beldia dengan bahunya.

Tapi bahkan dengan tanah yang membeku, Beldia menghindar dengan mudah dan memegang pedangnya dengan tenang.

Untuk menyerang Beldia, Darkness meninggalkan pedang beratnya.

Itu berarti dia tidak mempunyai apapun untuk menahan pedang Beldia.

Sebelum aku menyadarinya, aku berteriak ke orang disekitarku.

“Para pencuri, dengarkan aku–! Kesempatannya rendah, tapi kita akan menang jika kita mencuri pedangnya! Semua orang yang bisa menggunakan ‘Steal’ datang dan bantulah!”

Di sana mungkin ada seseorang yang ber-level tinggi dan lebih beruntung daripadaku.

Dengan diam-diam, para pencuri datang mendekat dengan skill sembunyi mereka menjukkan diri mereka saat mereka mendengar panggilanku.

“Steal–!” x3

Tapi berurutan menggunakan ‘Steal’ tidak berefek apapun.

Beldia tidak berpikir kami sebagai ancaman, menunjuk dengan pedangnya ke arah Darkness yang tidak punya pertahanan… dan melempar kepalanya tinggi ke langit.

“Ahhh!”

Para petualang berteriak kengerian saat mereka lihat pergerakan ini.

Karena Beldia akan menggunakan pedang dua tangan setelah melempar kepalanya.

“… Ugh…!”

Darkness merintih saat dia melihat aksi ini.

Oh tidak oh tidak oh tidak!

Apa yang harus aku lakukan?

Aku tidak mempunyai bakat tersembunyi atau kekuatan spesial apapun.

Aku tidak mempunyai sesuatu yang bisa dibanggakan, atau skill apapun yang bisa berguna disituasi ini.

Aku hanya memiliki keberuntungan tinggi yang aku punya sejak lahir.

Selain itu, aku punya pengetahuan akumulasi game sejak kecil.

Aku menelantarkan hal lain dan membenam diriku dalam game, dan sekarang aku harus membayar harganya.

Datang ke dunia lain ini dengan senang dan mati tanpa mencapai apapun?

“Darkness! Kazuma, Darkness dalam bahaya!”

Megumin berteriak putus asa.

Berpikir! Musuhnya Dullahan, apa kelemahannya dalam Role playing game?

Jika aku memiliki titik kuat, itu mungkin menemukan gaya menyerang lawanku yang memandang rendah saat bertarung PK dengan pemain game online lain.

( Note: PK = Player Killer )

Perhatikan dengan detail orang itu.

Kenapa dia menghindari air yang aku buat dengan gerakan yang seperti berlebihan?

…….

… Air?

Bahkan undead utama dari seri monster, vampire takut dengan air.

Jadi, bagaimana dengan Dullahan?

“Aku bersenang-senang, Crusader! Untukku yang semula kesatria beradu pedang denganmu, aku bersyukur kepada raja iblis dan dewa jahat! Baiklah, perhatikan ini…!”

“’Create water’–!”

“!”

Beldia yang menebas Darkness…

Tidak melangkah maju, tapi tetap diam di tempatnya.

Pada akhirnya, dia tidak melakukan serangan dan menangkap kepalanya yang jatuh.

“… Kazuma, erm… aku bertarung serius di sini…”

Darkness yang bahkan lebih basah melihat ke arahku dengan mata sentimen. Normalnya aku harus meminta maaf, tapi aku tidak mempunyai waktu untuk itu sekarang.

Aku berteriak kencang.

“Air–!”

Part 5


“’Create water’! ‘Create water’! ‘Create water’!–!”

“Hmmp! Woah? Sedikit lagi!”

Denganku memimpin, semua penyihir ditempat mulai merapal sihir.

Menghadapi guyuran air jatuh dari atas, Beldia berhasil menghindari semuanya.

Sial, aku tahu ini mungkin kelemahannya, tapi masalahnya serangannya tidak ada yang kena!

Penyihir lain mulai frustasi.

Jika terus seperti ini, sebelum kita bisa membalas dendam ke Beldia, mana semua orang akan habis.

Saat ini.

“Nah, kenapa kalian bermain-main? Kenapa kau bermain air dengan pemimpin raja iblis? Aku bekerja serius, jadi kenapa kau malah bersenang-senang, Kazuma? Kau bego ya?”

Ada apa dengan gadis ini, aku ingin menamparnya.

Selagi aku merapal sihir air dengan semua kekuatanku, Aqua yang pergi entah kemana selama ini, berjalan dengan pelan selagi mengatakan perkataan idiot.

“Itu air, air! Orang ini lemah terhadap air! Dan kau dewi air kan! Atau hanya dewi gadungan? Bisakah kau mengeluarkan air?”

“!? Jangan kasar, berhati-hatilah dengan hukuman ilahiku! Apa-apaan perkataan gadungan itu, aku dewi sungguhan! Air, kau ingin membicarakan tentang air denganku? Aliran lemahmu bukan apa-apa, aku dapat mengeluarkan banjir! Minta maaflah! Untuk menuduhku sebagai dewi gadungan, minta maaflah!”

Kayak bisa aja!

Bukan, jika bisa lakukan sekarang!

“Aku tidak masalah berminta maaf sebanyak yang kau mau, keluarkan jika kau bisa kau dewi tidak berguna!”

“Wah ahhh–! Beraninya kau memanggilku dewi tidak berguna! Perhatikan ini, aku akan menunjukan betapa hebatnya aku jika aku serius!”

Setelah percekcokan sesaat.

Aqua mengambil beberapa langkah karena perkataanku.

Kabut keluar dari sisinya…

… Huh?

“Kau bocah, airmu tidak efektif melawan…?”

Beldia menyadari Aqua dan berhenti bergerak.

Haruskah aku berkata seperti yang diduga dari pemimpin raja iblis?

Tindakan segera Aqua membuat Beldia merasakan bahaya.

Atau sebenarnya, bahkan orang di sekitar yang bisa menggunakan sihir melihat ke arah Aqua dengan mata gelisah.

Aqua tidak terganggu dengan situasi di sekitarnya dan bergumam:

“Keakrabanku dengan dunia ini…”

Kabut di sekitar Aqua berubah menjadi tetesan air kecil, mengambang di sekitarnya.

Aku bisa merasakan sihir kuat dari setiap tetesan air.

“Dewi dari air– Aqua memerintahkanmu…”

… Aku merasakan perasaan tidak enak tentang ini.

Udara di sekitarnya mulai bergetar.

Perasaan tegang ini sama seperti Megumin saat dia merapal sihir ledakan.

Itu berarti sihir yang ingin dikeluarkannya sama berbahayanya…!

Beldia yang bertarung melawan kami mungkin merasakan perubahan udara yang intens juga.

Dia berbalik ke arah Aqua tanpa ragu-ragu dan bersiap untuk lari…

… Tapi Darkness muncul di depannya!

Aqua membuka tangannya.

“Sacred create water!”

Dia merapal sihir untuk membuat air.

Part 6


Aku mengingat ini bagaimana Aqua mengatakannya.

Dia bisa memanggil banjir jika dia ingin.

“Hey…! Tunggu…!”

“Hya–! Air, wa tahhh–!”

Termasuk targetnya Beldia, Darkness dan para petualang sekitar Beldia, Aku dan Megumin di kejauhan, bahkan Aqua yang mengeluarkan sihir terkena serangan juga…

“Pu ah…! Tunggu, aku tersedak air…!”

“Megumin, Megumin–! Pegangan dengan kencang, jangan sampai hanyut!”

Banjir tiba-tiba membasuh semua orang disini.

Volume air yang besar, percikan gelombang air ke gerbang masuk kota dan mengalir hingga masuk kota.

Setelah air mereda, ditanah penuh dengan para petualang yang kelelahan dan…

“Hey… hey…! Apa yang kau pikirkan… Kau idiot? Kau pasti bodoh…!”

Beldia yang kelelahan juga berdiri dengan gemetar.

Aku ingin sangat setuju dengan perkataan Beldia, tapi sekarang bukan waktunya mengatakan itu.

Sekarang, gunakan kesempatan bagus…

“Lakukan sekarang, kerja kerasku telah melemahkan orang itu, gunakan kesempatan ini, Kazuma! Cepatlah. Hey, cepatlah!”

Si jalang ini–!

Aku memikirkan untuk mencuri semuanya dari gadis ini di hadapan publik sampai dia menangis. Setelah memutuskan itu, aku menjulurkan tanganku ke Beldia…!

“Aku pasti akan mencuri senjatamu kali ini! Terima ini–!”

“Cobalah! Bahkan jika aku melemah secara drastis, itu mustahil untuk pemula mengambil senjataku!”

Beldia berteriak ke arahku selagi dia melempar kepalanya lagi tinggi ke atas dan memegang pedangnya dengan kedua tangannya untuk menggunakan kekuatan penuhnya.

Seperti yang diduga dari pemimpin raja iblis. Meskipun sangat melemah, hanya menentangnya seperti ini membuat kakiku gemetar.

Dan aku mengarah ke pemimpin raja iblis…!

“Steal–!”

Aku menggunakan ‘Steal’ yang memompa semua mana-ku!

Aku merasakan sesuatu yang keras, dingin dan berat ditanganku saat aku menggunakan skill-ku.

Pemikiran yang muncul ini ‘apakah berhasil?’, yang mungkin menjadi bendera kegagalan.

Aku harus tidak berpikiran seperti itu.

“Aah…”

Semua petualang di sekitar membuat suara kecewa.

Aku melihat Beldia, dia masih memegang pedangnya dengan kuat.

Dan serangan cepatnya…

Tidak menyerangku, dia hanya berdiri di sana dengan posisinya…

…?

Tidak ada yang tahu apa yang terjadi dan menjadi hening. Saat ini, aku mendengar suara yang terdengar sedikit bermasalah dan panik.

“Pe-permisi…”

Itu adalah Beldia.

Beldia berkata dengan nada aneh:

“Pe-permisi… bisakah kau… mengembalikan kepalaku kembali…?”

Kepala Beldia yang di tanganku berkata.

……

“Hey semuanya, ayo main sepak bola! Sepak bola itu–! Permainan yang melarang menggunakan tangan dan hanya menggunakan kakimu untuk mengendalikan bola–!”

Aku menendang kepala Beldia ke para petualang!

“Huh ahhahhh–! Tunggu, hey, jangan lakukan itu!”

Kepalanya menggelinding di tanah setelah aku menendangnya, dan menjadi mainan bagus untuk para petualang yang menunggu dengan penuh ketakutan.

“Yahahaha! Permainan ini menyenangkan!”

“Hey kesini! Oper ke arahku juga–!”

“Hentikan! Kumohon, itu sakit, hentikan!”

Kepala Beldia ditendang-tendang, tapi tubuhnya yang memegang pedang bingung karena tidak bisa melihat kedepan.

“Hey Darkness, mau menyerangnya dengan pedangmu?”

Aku mengambil pedang di tanah dan memberikannya ke Darkness yang basah kuyup yang berjalan menujuku. Darkness yang bernafas berat dan meneteskan darah dan air di mana-mana mengangkat pedangnya, menuju ke Beldia yang gemetar dan berhenti di depannya.

Aku menggunakan kesempatan ini untuk melambai ke Aqua.

Aqua yang memeras Hagoromo-nya yang basah menyadari isyaratku dan berlari ke arah kami.

Darkness mengangkat tinggi pedangnya…!

“Serangan ini! Untuk orang-orang yang peduli padaku tapi terbunuh olehmu! Aku tidak ingin menyerang berkali-kali, jadi ambil semua bagian mereka dengan sekali serangan ini!”

Dan dia mengayunkan ke bawah dengan kuat.

“Wahhh!”

Suara teriakan redup Beldia datang dari kepala yang sedang ditendang dari kejauhan.

Darkness mungkin ceroboh, tapi dia sangat kuat, menghancurkan armor gelap Beldia dengan sekali serangan, membuka celah jelas dibagian dada.

Aku mengingat apa yang Beldia katakan.

Armor itu sudah diperkuat oleh raja iblis.

“Hebat. Aqua, sisanya kuserahkan padamu.”

“Serahkan padaku!”

Aqua mengangkat tangannya, mengarahkannya ke retakan pada armor Beldia yang telah lemah terkena air.

“Sacred Turn Undead–!”



“Tunggu, tahan…! Hyaaaa–!”

Setelah terkena serangan oleh sihir Aqua, Beldia berteriak yang bisa didengar disekitar kaki para petualang.

Tampaknya ‘Turn undead’ kali ini efektif.

Tubuh Beldia ditutupi cahaya putih, menjadi transparan dan secara bertahap menghilang.

Para petualang yang bermain sepak bola gempar, kepala Beldia mungkin menghilang.

… Dan juga, bahkan tanpa diketahui apa yang dia lakukan di sini, pemimpin raja iblis telah dimurnikan di sini.

Part 7


Saat dia mendengar sorakan kemenangan dari para petualang, Darkness yang terluka berlutut dengan satu lutut, berdoa dengan mata tertutup ke tempat Dullahan menghilang.

Melihat Darkness melakukan ini, Megumin bertanya dengan ragu-ragu:

“… Darkness, apa yang kau lakukan?”

Darkness menutup matanya, menjawab seperti menceritakan isi hatinya:

“… Aku berdoa. Dullahan adalah ksatria yang dieksekusi secara tidak adil, dan berubah menjadi monster karena dendamnya. Itu mungkin aneh untuk mengatakan ini setelah menyerangnya dengan pedangku, tapi tidak merugikan untuk mendoakannya…”

“Aku mengerti…”

Megumin menjawab dengan lembut dan Darkness melanjutkan:

“… Kekuatan lengan Cedre lebih lemah dariku, jadi dia menyebarkan gosip bodoh yaitu tubuhku penuh dengan otot… Heinz mengatakan ini waktu itu ‘Hey, hari ini panas, kipasi aku dengan pedang besarmu, tidak masalah jika kau mengenaiku, itu juga kalau kau bisa!’ saat dia tertawa seperti orang bodoh selagi menggodaku… dan Garilhe, aku bergabung dengan party-nya sekali, dan membuat dia berteriak, bertanya kenapa aku terus menyerang ke tengah-tengah kumpulan monster… mereka semua terbunuh oleh Dullahan. Memikirkan kembali, mereka mungkin bukan orang-orang baik, tapi aku tidak terlalu tidak menyukai mereka…”

Setelah Darkness mengatakan itu…

“Erm… aku mengerti. Aku akan mendengarkan sisanya nanti, ayo kembali ke guild sekarang.”

Megumin berkata untuk mengakhiri pembicaraannya.

Aku tidak tahu jika dia mendengar perkataan Megumin, tapi Darkness menutup matanya dan berkata dengan lembut:

“… Jika aku bisa bertemu mereka lagi… sekali saja, aku ingin minum bareng bersama mereka…”

“Ba… baiklah…” x3

Di belakang Darkness yang menutup matanya, beberapa suara bermasalah terdengar.

Darkness gemetar sesaat. Di belakangnya 3 pria yang terlihat malu.

Aku ingat mereka baru saja terbunuh oleh Beldia.

Akhirnya, salah satu dari mereka berbicara meminta maaf…

“Bagaimana ya… ini salahku. Aku tidak tahu kau memikirkan kami seperti itu…”

“Itu… itu benar, maafkan aku menyebarkan gosip aneh itu karena aku kalah adu panco denganmu… a-aku akan meneraktirmu makan lain kali…”

“Sebenarnya, kau benar-benar sadar tentang seranganmu yang tidak bisa mengenai musuhmu? A-aku minta maaf tentang itu…”

Selagi Darkness mendengarkan mereka bertiga berbicara, Darkness yang masih dengan postur berdoanya dengan mata tertutup mulai tersipu malu.

Dan Aqua yang tidak bisa membaca situasi berbicara dengan senang:

“Darkness, serahkan hal ini padaku! Pada level-ku, mayat yang masih segar yang tidak berlalu terlalu lama, aku bisa menghidupkan mereka kembali dengan mudah! Ini menakjubkan, sekarang kalian bisa minum bersama lagi!”

Aqua tidak bermaksud mengganggu apapun.

Tapi saat Darkness mendengarkan perkataan Aqua, dia mengingat monolognya dengan subyek yang bersangkutan berdiri di belakangnya. Dia menutupi wajahnya yang memerah malu yang diujung ingin meneteskan air mata dan duduk di tanah.

“Bukankah ini bagus, bertemu dengan semuanya sekali lagi. Ayo minum dengan semuanya.”

Aku berkata kepada Darkness dengan tulus, tapi dia melanjutkan menutup wajahnya dan berkata secara pelan:

“… Aku ingin mati…”

Aku berkata kepada Darkness yang seperti ini:

“Bukankah kau memilih untuk yang lain mempermalukanmu dengan kata-kata? Jangan ditahan, aku akan terus melakukan ini sampai 3 hari kedepan.”

“C-cara mempermalukan ini berbeda dengan salah satu yang aku inginkan…!”

Darkness berkata dengan bahunya yang bergemetar.



PreviousTOCNext